Perjanjian Hudaibiyah sebagai Diplomasi Menghentikan Perang
Laduni.ID, Jakarta - Jamaah haji dan umrah pada umumnya memiliki kegiatan napak tilas di Makkah dan Madinah, tidak terkecuali Gunung Uhud, Masjid Khandaq dan lainnya. Hampir semua mutawwif (guide) akan mengisahkan kejadian peperangan di masa Rasulullah SAW. Kita tidak memungkiri sejarah itu, sebab di dalam Al-Qur'an telah dijelaskan, di dalam Hadis berkali-kali disebut, apalagi di dalam kitab-kitab Tarikh.
Dari banyaknya peperangan itu yang menjadi kesimpulan sempit salah satu mantan teroris Bomber Bali tempo hari, sebelum dieksekusi mati, ia berkata, "Nabi melakukan haji 1 kali, umroh 4 kali, dan Nabi berperang 23 kali. Berarti lebih wajib perang!" Sambil mengacungkan tangan di depan wartawan TV. Mengerikan sekaligus menggelikan.
Mari sejenak kita lihat kembali sejarah perang yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ketika fase di Makkah, Nabi diperintahkan oleh Allah SWT untuk sabar, tidak dengan melawan perang. Allah SWT berfirman:
لتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
Memuat Komentar ...