Menggelar Tradisi Seba ala Warga Badui Pedalaman Lebak Banten

 
Menggelar Tradisi Seba ala Warga Badui Pedalaman Lebak Banten

LADUNI.id, Jakarta - Ribuan warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, turun gunung demi panggilan tradisi perayaan Seba sebagai titipan dari leluhur untuk menjalin hubungan baik bersama kepala daerah (bupati dan gubernur) dan aparat hukum.

"Kita wajib melaksanakan tradisi Seba yang dilaksanakan warga Badui setelah menjalani perayaan Kawalu itu," kata Ayah Nurpa, seorang pemuka adat Badui Dalam warga Cikeusik Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.

Perayaan Seba dihadiri ribuan warga Badui terdiri dari Badui Luar (penamping) dengan khas pakaian hitam-hitam dan lomar atau ikat kepala berwarna biru juga Badai Dalam (Badui Jero) berpakaian khas putih-putih dan lomat putih.

Masyarakat Badui Dalam melaksanakan seba dengan berjalan kaki menempuh perjalanan lima jam atau 40 kilo meter menuju Rangkasbitung.

Masyarakat Badui yang tinggal di Pegunungan Kendeng merayakan Seba sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan hasil bercocok tanam ladang. Juga, kehidupan masyarakat Badui damai dan rukun tanpa gangguan keamanan.

Untuk itulah, warga Badui wajib melaksanakan tradisi Seba guna membangun kehidupan yang lebih baik antara tetua adat dan kepala pemerintahan daerah.

"Kita khawatir jika tidak merayakan Seba dapat menimbulkan malapetaka maupun bencana. Sebab, perayaan Seba sebagai titipan leluhur yang harus dilaksanakan setiap tahun," ujarnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN