Memahami Lima Fase Bulan sebagai Penentu Awal Ramadan

 
Memahami Lima Fase Bulan sebagai Penentu Awal Ramadan

LADUNI.id, Jakarta - Terdapat sejumlah metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadan, salah satunya dengan melakukan pengamatan hilal berdasarkan fase bulan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menerangkan ada lima fase bulan yang bisa dilihat dari Bumi.

Fase pertama dikenal sebagai bulan baru atau new moon atau ijtimak merupakan kondisi bulan tidak terlihat di sepanjang malam. Kemudian fase berganti pada bulan sabit setelah bulan baru atau ada juga yang menyebutnya sebagai hilal.

Fase ketiga bulan separuh kuartil pertama yang menghadap ke barat setelah waktu maghrib yang kemudian berubah ke fase baru yaitu bulan besar. Menjelang akhir bulan, tampak bulan sabit tipis yang disebut sebagai bulan tua.

Fase terakhir ini bukan hilal, tetapi bulan tua atau disebut juga sebagai bulan tersembunyi karena hanya tampak sedikit dari seluruh bagian bulan.

Lihat juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Tetapkan 1 Ramadan Sore Ini
Ada beberapa istilah yang digunakan di Indonesia untuk menggambarkan posisi hilal. Namun pada umumnya hilal berada tegak dan terlihat sebagai bulan sabit dengan cahaya yang sangat redup dibandingkan matahari dan ukuran yang sangat tipis.

Tapi tidak menutup kemungkinan juga hilal bisa berada sedikit ke atas atau berada sedikit ke bawah. Letak hilal menimbulkan istilah 'hilal agak tengkurap' dan 'hilal agak 'terlentang' di kalangan pengamat.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN