Hukum Bangkai Semut

 
Hukum Bangkai Semut

PERTANYAAN :

Assalamu alaikum semuanya, saya punya pertanyaan, mohon bantuan jawabannya, di kamar saya banyak semut.tidak jarang saya sering menginjaknya sampai semut itu mati, kemudian saya mensucikan lantai saya yang terkena bangkai semut tersebut.hampir setiap hari saya menyapu semut semut itu tapi dari saking banyaknya tetap saja ada. Yang saya tanyakan adalah apakah saya harus mensucikan lantai tempat semut itu mati karena terkena injak, soalnya dia sudah jadi bangkai,dan saya cape' kalau setiap hari harus nyuci lantai tersebut. Apakah najis bangkai ini bisa dima'fu ?

JAWABAN :

Wa'alaikumussalaam warahmatullaah wabarakaatuh. Memang bangkai hewan yang tidak ada darahnya, seperti serangga (semut, nyamuk dll), atau ada darahnya tapi tidak mengalir, seperti cecak hukumnya najis. Tapi najisnya ma'fu (dimaafkan) didalam air, misalnya ada air satu ember kemasukan bangkai semut maka air tersebut tidak menjadi najis. Akan tetapi jika bangkai semut tersebut kita bawa dalam shalat misalnya, maka shalat kita tidak sah.Perlu diketahui bahwa ketika kita menginjak semut lalu semut tersebut mati maka yang dihukumi najis adalah bangkainya, bukan lantainya. Itu semua berdasarkan ta'bir yang dikutip di bawah.

واعلم أن النجاسة أربعة أقسام: قسم لا يعفى عنه مطلقاً وهو معروف، وقسم عكسه وهو ما لا يدركه الطرف، وقسم يعفى عنه في الثوب دون الماء وهو قليل الدم لسهولة صون الماء عنه، ومنه أثر الاستنجاء فيعفى عنه في البدن، والثوب المحاذي لمحله خلافاً لابن حجر، وقسم عفي عنه في الماء دون الثوب وهو الميتة التي لا دم لها سائل حتى لو حملها في الصلاة بطلت، ومنه منفذ الطير اهـ ش ق

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN