Pendakwah Awal Islam di Kokoda Ternyata Penganut Thoriqoh Qodiriyyah
LADUNI.ID, Sorong - "Ya laulana bis-sa'adah...." inilah remang-remang awalan syair yang saya dengar setiap kali usai sholat Tarowih di masjid As-Salam, Kurwato, Aimas, Kab. Sorong, Papua Barat. Dengan dipimpin oleh imam sholat, para jama'ah melantunkan syair tersebut selalu penuh semangat. Kecuali saya, seluruh jama'ah mulai anak-anak, remaja dan orang-orang tua hafal diluar kepala syair tersebut.
Karena penasaran dengan syair tersebut, seusai jama'ah sholat saya bertanya tentang siapa pengarang atau yang mengajari syair tersebut. Beberapa orang terdengar mencoba menjawab,"Ah, itu sudah dari orang-orang tua kita dulu." Ada juga yang menambahi, "Itu nanti kalau puasanya sudah dapat 15 hari, nanti syairnya ada tambahannya lagi."
Sependek dari pendengaran saya, syair itu memuat tiga kata, yaitu sa'adah, Fatimah dan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Tentu saja tiga kata ini diluar dari kata Alloh dan Muhammad yang kerap juga diulang-diulang lewat rangkaian kalimat Tahlil.
Dari tiga kata itulah saya kemudian mencoba menebak bahwa yang mengajari mereka syair itu adalah seorang penganut Thoriqoh Qodiriyyah. Tidak bisa tidak harus demikian. Sebab, dari pendengaran saya (yang walau memang masih remang-remang) syair itu berupa pujian sekaligus wujud tawassul terhadap Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani supaya mereka bisa hidup bahagia.
Dan bila ditelisik lagi, apabila benar bahwa syair itu sudah dilantunkan oleh orang-orang tua mereka sejak dari dulu (orang-orang suku Kokoda awal yang memeluk Islam) setiap kali selesai melaksanakan sholat Tarowih, maka bisa juga diduga kuat bahwa yang berdakwah dan mengislamkan masyarakat suku Kokoda adalah seorang pendakwah yang juga berthoriqoh Qodiriyyah. Entah siapa namanya, yang jelas ia adalah da'i yang berthoriqoh Qodiriyyah.
Memuat Komentar ...