Membuka Pintu Literasi di Bulan Ramadhan

 
Membuka Pintu Literasi di Bulan Ramadhan

LADuNI.ID - Bulan Ramadan, pembuka peradaban membaca yang sesungguhnya. Pada bulan ini, Ayat membaca diturunkan "Iqra'", dan nama kitabnya pun, disebut "Qur'an" sebuah "Bacaan". Adakah sebuah kitab yang menyamainya?

Betapa bulan ini menjadi bulan pembuka alam berfikir, bertafakkur dan awal dari hebatnya sebuah umat, karena tanpa membaca, suatu bangsa atau kaum tidak akan pernah maju dan beradab.

Masyarakat Arab pada waktu itu sebagai masyarakat ummiyyun (seperti bayi ketika lahir) yang tidak dapat membaca dan menulis, hanya belasan saja yang mampu menulis dan membaca, sehingga mereka mengandalkan hafalan saja. Dan yang kuat hafalannya, dianggap orang yang cerdas, dan menghafal menjadi tolak ukur kehebatan seseorang, serta yang bisa menulis pun dianggap aib. "Innahu indana aibun, sesungguhnya menulis di kalangan kami aib", demikian kata Zurrahmah.

Masyarakat pada waktu itu masih awam dalam banyak disiplin ilmu, bahkan Makkah terisolasi dari kemajuan daerah sekitarnya yang sudah memiliki kemajuan sain, teknologi dan lainnya, seperti; Mesir, Persia, Irak dan Cina. Kecuali dalam bidang sastra dan bahasa, memiliki keistimewaan sendiri, itupun terbatas beberapa orang saja, sehingga yang mampu bersastra, adalah mereka yang berhak memiliki segala, dan bahkan melebihi raja.

"Iqra'" benar-benar merubah segala, orang Arab kemudian memiliki pengetahuan yang luar biasa, dunia literasi tumbuh membunga dan berkecambah, yang puncaknya, pengetahuan dunia berada di tangan umat Islam, peradaban emas ditoreh oleh Muawwiyah, Abbasiyah dan seterusnya, di Barat masih benar-benar gulita. Membaca di kalangan ulama salaf sangat luar biasa, hal tersebut benih dari kata "Iqra", benih dari Alquran yang diturunkan di bulan Ramadan, seperti Al-Jahizh yang berkata, "Barang siapa yang ketika membeli buku dan membacanya tidak merasa lebih nikmat daripada saat membelanjakan hartanya untuk membeli hal-hal yang diinginkan, atau tidak melebihi ambisi para hartawan untuk membangun bangunan, sesungguhnya ia belum mencintai ilmu".

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN