Membumikan Ibadah Suluk di Kampus, Kenapa Harus Takut?

 
Membumikan Ibadah Suluk di Kampus, Kenapa Harus Takut?

LADUNI. ID, ACEH-Mengupas fenomena kampus terlebih Di nusantara ini identik dengan kegiatan yang bersifat akademis dan nuansa tersendiri. Ini berbeda dengan dayah atau pesantren. Namun yang uniknya, kala mengupas tarekat dan dunia sufistik itu jelas identik dan pakaiaannya dayah terlebih dayah tradisional dan ini pasti berbeda dengan kampus.

Bro, itu era old (zaman dulu), namun zaman now mahasiswa itu juga di kampusnya juga diadakan pengembangan dunia sufistik dan tarekat. Kita mengasumsikan mahasiswa itu hanya identik dengan yel-yep saja, tunggu dulu gaes.

Pemandangan ini sebagaimana dilakukan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Ummul Ayman Pidie Jaya, Dr. Tgk. H. Muhammad Zukhdi, Lc., M.A., ijazahkan Thariqat An-Naqsyabandiyah kepada puluhan mahasiswanya menjelang akhir Syakban memasuki bulan suci Ramadhan.

Putra tertua Allahuyarham mursyid Abi Karimuddin memberikan ijazah kepada mahasiswa yang juga mahasantri tersebut berlangsung seusai Salat Isya berjamaah di Musalla Ar-Rahmah Dayah Ummul Ayman Samalanga.

Khususnya di Aceh, An-Naqsyabandiyah merupakan thariqat yang dipopulerkan oleh Alm. Syaikhuna Abuya Muhammad Waly Al-khalidy Al-Mursyid, pendiri Dayah Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan.

Bukan hanya itu, Selain An-naqsyabandiyah, ada pula thariqat Al-haddad, thariqat Yasin, Al-Waqi’ah, dan lain-lain.Pimpinan Dayah Babussalam Alue Bili, Kecamatan Baktia, Aceh Utara yang akrab dengan sapaan Baba Zukhdi ini merupakan Al-Mursyid thariqat yang diangkat oleh Alm. Abuya Djamalududdin pada 2011 silam.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN