Tahun 1945 M: Revolusi Tak Mengenal Lelah: Malam Proklamasi Tanpa Makan Sahur

 
Tahun 1945 M: Revolusi Tak Mengenal Lelah: Malam Proklamasi Tanpa Makan Sahur
Sumber Gambar: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Tahukah kalian bahwa pada malam menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, suasana berbeda dari biasanya. Di tengah ketegangan yang meliputi ibu kota, para tokoh bangsa yang sedang merumuskan teks proklamasi tidak sempat menikmati makan sahur seperti halnya umat Islam yang menjalankan puasa.

Mereka begitu sibuk dan terfokus pada tugas penting yang berada di depan mata—mewujudkan impian kemerdekaan yang telah lama diperjuangkan. Waktu berjalan begitu cepat, dan perut yang kosong menjadi hal yang tak dipedulikan demi menyusun kata-kata yang akan mengubah nasib bangsa.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Mansur Suryanegara dalam Api Sejarah (jilid 2), menyebutkan peristiwa itu terjadi tepat pada Jumat Legi, 9 Ramadan 1364 H.

Mungkin banyak orang yang telah tahu tentang fakta tersebut. Bahwa kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Tapi, tahukah kalian pada malam yang paling menentukan sejarah bangsa ini, tidak ada kegiatan makan sahur selayaknya umat Islam saat berpuasa.

Para tokoh bangsa yang berkumpul di kediaman Laksamana Maeda di Rengasdengklok diselimuti ketegangan. Tak kepikiran untuk makan sahur.

Jepang, meski telah bertekuk lutut dihadapan Sekutu pasca peristiwa Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom atom musuh, tak segera memberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia, sebagaimana yang sempat dijanjikan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN