Profil
Pesantren Darul Falah Ramban Kulon Cermee Bondowoso sebagian besar merupakan warisan dari pengasuh sebelumnya yang juga sedikit menampakkan watak dan kultur tradisionalnya. Pada dasarnya, tradisionalisme yang melekat di pesantren Darul Falah Ramban Kulon Cermee Bondowoso bukan hanya pada sisi kependidikannya semata, tetapi juga pada nilai-nilai keislaman yang merupakan satu sistem ajaran yang berakar dari perkawinan konspiratif antara teologi Asy’ariyah dan Maturidiyah dengan ajaran tasawuf (mistisismeIslam), beserta metodologi pengajaran yang didasarkan pada sistem pengajaran monologis, bukan dialogis emansipatoris, seperti sistem bandongan dan sorogan.
Perintisan pondok pesantren Darul Falah dimulai sejak tahun 1943. Awal mula didirikan sejatinya belum berbentuk pesantren, tetapi hanya berbentuk lembaga pendidikan pedesaan yang ditempati para santri belajar membaca al-Qur’an saja, dengan bertempat tinggal di langgar(mushalla). Sedangkan mushalla yang ditempati bernama Badrul Falah yang kemudian menjadi masjid Badrul Falah. Ketika para santri yang belajar mengaji di mushalla tersebut semakin bertambah, maka KH. Syamsul Arifin sebagai perintis sekaligus pengurus pertama, meningkatkan kualitas kemampuan pengetahuan mereka.
Sejak itulah sistem pendidikan yang terdapat didalamnya berkembang dan berubah dalam bentuk sistem pendidikan madrasi(klasikal). Pada saat itu pula, tepatnya pada tahun 1968, nama lembaga pendidikannyapun dirubah bernama Madrasah Diniyah Darul Falah. Madrasah Darul Falah dapat memberikan sumbangsih yang cukup signifikan terhadap pola kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Memuat Komentar ...