Kisah Upaya Jihad Ilmu dari Papua ke Jawa

 
Kisah Upaya Jihad Ilmu dari Papua ke Jawa

LADUNI.ID, Jakarta - Kurang lebih sudah sejak abad ke-15 M., Islam masuk di tanah Papua. Di sepanjang pesisir barat dan selatan pulau Cendrawasih itu, para da'i banyak mengislamkan masyarakat setempat kala itu. Termasuk masyarakat suku Kokoda.

Kendati demikian, dalam perkembangannya hingga sekarang, tidak banyak masyarakat suku Kokoda yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Islam secara mendalam dan luas. Hal ini bisa dilihat dari jawaban orang-orang diantara mereka ketika ditanya mengenai hujjah beberapa ritual atau tradisi keagamaan yang mereka kerjakan saat ini. Misalnya saja soal tahlilan dan selametan. Kerap mereka hanya menjawab bahwa hal itu adalah tradisi dari orang-orang tua dulu. Sebuah jawaban yang jauh dari argumentatif keilmuan.

Tentu saja hal ini adalah pekerjaan rumah kita bersama sebagai sesama umat Islam untuk peduli kepada mereka. Terlebih posisi mereka bukanlah sebagai umat yang mayoritas di tanah Papua, melainkan sebagai bagian yang minoritas di tengah-tengah umat non-muslim.

Dalam hal kepedulian itu, PPM. Aswaja yang didukung oleh LTN. PBNU sudah berikhtiyar dengan mengirimkan alumni santri ke Papua dalam program Santri Goes To Papua. Dan alhamdulillah, di tahun 2019 ini adalah tahun ke-4 berjalannya program tersebut. Dalam keterbatasan kemampuan kami, tentu masih sangat banyak daerah-daerah di Papua yang belum kami jamah.

Kendati demikian, di tahun ini pula, PPM. ASWAJA yang didukung oleh LTN PBNU berencana akan mengirimkan beberapa anak asli Papua untuk belajar ke pondok pesantren di Jawa. Selain mondok, mereka juga akan melanjutkan pendidikan formalnya di sana. Dan agenda pengiriman anak untuk belajar ke Jawa ini kami namakan dengan program "Jihad Ilmu dari Papua ke Jawa." Sebuah jihad yang sebenar-benarnya di jaman sekarang ini.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN