Re-transnasionalisasi Tasawuf Aceh

 
Re-transnasionalisasi Tasawuf Aceh

LADUNI. ID, KOLOM-UPAYA mempromosikan Aceh belakangan ini kerap dilakukan oleh pemerintah daerah. Dari pengalaman yang lalu, setidaknya ada dua cara yang dilakukan pemerintah Aceh untuk tujuan tersebut, yaitu:

Pertama, melakukan promosi keluar, berupa kunjungan ke negara asing untuk menjelaskan tentang Aceh dan segala potensinya yang dapat dimanfaatkan untuk investasi.

Dan, kedua, melakukan even di Aceh yang secara langsung atau tidak langsung mengundang orang untuk datang ke Aceh dan menyaksikan berbagai keunggulan yang ada di Aceh.

Kedua metode ini berakar pada satu niat yang sama, yakni menunjukkan kepada dunia bahwa ada sesuatu di Aceh yang layak ditampilkan dan dibanggakan.

Oleh sebab itu, dalam tulisan ini saya menyebutkan dengan “re-transnasionalisasi” untuk menyatakan ada suatu upaya melakukan aktualisasi kembali posisi Aceh dalam penyebaran tasawuf menjadi gerakan Islam penuh cinta dalam kehidupan umat manusia di dunia.

Hal ini suatu yang lumrah mengingat Aceh pernah menjadi pusat perkembangan tasawuf di masa lalu.

Tasawuf Aceh
Aceh memiliki lebih dari cukup bukti untuk menyatakan diri sebagai daerah yang kaya akan perkembangan tasawuf di masa lalu.

Keberadaan beberapa orang sufi penting di daerah ini menunjukkan bagaimana posisi strategis tasawuf dalam keberislaman masyarakat Aceh masa lalu sebagai bagian penting dalam kehidupan kerajaan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN