Medsos dan Nasibnya Pasca Pesta Demokrasi

 
Medsos dan Nasibnya Pasca Pesta Demokrasi

LADUNI. ID, EDUKASI-Mungkin bagi sebagian orang dinon­aktif­kannya media sosial oleh pemerintah tidak menjadi masalah karena bisa saja mereka memang terma­suk orang yang ja­rang meng­gunakan media sosial  dan tidak terla­lu bergantung pada media so­sial.

Akan tetapi bagaimana nasib seba­gian orang lagi yang memang menjadikan media sosial itu bagian penting dalam hidup­nya baik dalam sisi informasi atau­pun komunikasi. Misalnya pada mereka yang melaku­kan aktivitas bisnis menggu­na­kan media sosial.

Contohnya saja seorang yang bekerja se­bagai desainer pamphlet. Ada sese­orang yang memesan untuk dibuatkan sebuah desain pamphlet dan hasil desainnya nanti dikirim melalui What­shapp agar langsung dicetak.

Nah setelah sang desainer siap mendesain dan ketika ingin mengirim hasilnya me­lalui What­shapp tiba-tiba tidak bisa di­kirim karena Whatshapp dalam hal gam­bar dan video sedang dibatasi atau dinon­aktifkan oleh pemerintah. Lalu bagai­mana dengan sang desainer?

Dia sudah ca­pek-capek mendesain akan tetapi se­muanya tidak seperti yang diharapkan. Ya, akhirnya ia mengalami kerugian. Be­gitulah sedikit contohnya.

 

Sebagai bahan pertimbangan untuk me­mutuskan suatu hal kedepannya, li­hat­lah du­lu sekeliling kita. Apakah ke­pu­tusan kita ini adil untuk semua orang atau tidak. Me­nurut saya sebagai seorang penulis, ke­pu­tusan untuk menonaktifkan me­dia sosial ini adalah kurang tepat dan kurang bijak.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN