Peristiwa Nuzulul Quran (Seri 2)
LADUNI.ID - Mendengar kata-kata pendeta Waraqah bin Naufal itu, Nabi tertegun dengan wajah tertunduk. Hatinya masyghul, gundah gulana bukan kepalang. Ia tak dapat membayangkan peristiwa yang akan terjadi terhadap dirinya, bagaimana dia akan bisa hidup di luar daerahnya dan dalam keadaan sebagai orang yang dikejar-kejar, bagai penjahat besar yang menjadi buronan polisi.
Sesudah itu untuk waktu yang cukup lama wahyu tidak lagi turun. Nabi dibiarkan untuk sementara sampai diharapkan mentalnya menjadi kuat. Lalu merindukannya. Ketika sedang berjalan-jalan di Makkah, Nabi saw mendengar suara yang memanggil-manggil namanya dari arah langit. Manakala matanya dipalingkan ke arah suara itu, ia melihat sosok misterius yang pernah dilihatnya di gua Hira, beberapa waktu yang lalu. Ia bergegas kembali menemui isterinya dan meminta dia menyelimutinya lagi. Tetapi Tuhan segera menurunkan wahyu-Nya melalui sosok tadi, Jibril;
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ.وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ.وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ. وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ. وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرْ. وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ.
“Hai orang yang berselimut. Bangunlah dan berikan peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi seraya berhasrat imbalan yang lebih banyak. Dan untuk Tuhanmu, bersabarlah”. (Q.S. Al Muddatstsir, 1-7)
Memuat Komentar ...