Fikih Shalat Idul Fitri

 
Fikih Shalat Idul Fitri

LADUNI.ID - Salat dua hari raya disyariatkan pada tahun pertama hijriah

Hukum Salat Idul Fitri

Hukum melaksanakan salat hari raya Idul Fitri adalah sunah muakkadah (sunah yang dikukuhkan). Sedangkan menurut sebagian ulama hukumnya adalah fardhu kifayah. Salat hari raya merupakan salat sunnah yang paling utama.

Waktu Pelaksanaan

Permulaan waktu salat hari raya idul fitri adalah saat matahari telah terbit (thuluis syamsi) dan berakhir ketika telah memasuki waktu dhuhur (zawal).

Dlm Idul Fitri dianjurkan diselenggarakan sedikit lebih akhir daripada penyelenggaraan salat idul adha, kira-kira matahari telah naik dua penombak (agar waktu membagi zakat fitrah pada waktu fadlilah lebih longgar).

Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad mengirim surat kepada Amr bin Hazm yang berisi:

أَنْ عَجِّلِ الْأَضْحَى وَأَخِّرِ الْفِطْرَ

‘Hendaknya engkau mengawalkan sholat idul Adha, dan mengakhirkan salat idul Fitri’

Kesunahan dalam salat hari raya

1. Dilakukan dengan berjamaah
2. Dilakukan di masjid, jika masjidnya longgar (pendapat muktamad)
3. Menghidupkan malam hari raya dengan ibadah (baik dengan takbir, salat, membaca Al-Qur’an, doa dan lain-lain)

Sabda Nabi SAW:

مَنْ أَحْيا ليْلةَ الفِطْرِ،وليلَةَ الأضْحى لَمْ يمُتْ قلْبُهُ يوْمَ تَموتُ القُلوبُ

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN