Apakah Ucapan Minta Maaf Atas Semua Kesalahan Sudah CUkup?
LADUNI.ID - Apakah ungkapan permohonan maaf seperti di atas yang lazim dilakukan oleh masyarakat kita di hari Raya Idul Fitri saat bermaaf-maafan sudah cukup menggugurkan semua kesalahan kita?
Imam al-Ghazali dalam Ihya' Ulumiddin, sebagaimana nukilan Syaikh Ihsan Jampes dalam Sirajuth Tholibin [I/162] berkata, bahwa istihlal [minta halal/maaf] secara mubham [tidak dijelaskan kesalahannya], atau tidak diperinci jenis kesalahan-kesalahannya [tafsil] belum mencukupi. Orang yang kita salahi harus tahu kadar dan jenis kesalahan yang kita perbuat, karena bisa saja saat dia tahu perbuatan kita, dia tidak ikhlas hati untuk memaafkan. Kecuali bila kita sampaikan "daftar" kesalahan kita, dia menjadi sangat marah atau menimbulkan fitnah baru, maka cukup mintakan ampunan kepada Allah untuk dia serta memohon kepada-Nya supaya orang yang kita salahi rela memaafkan kesalahan kita kelak di hari kiyamat.
Tetapi pendapat berbeda disampaikan oleh Syaikh Muhammad Zuhri an-Najjar dalam tahqiqnya atas kitab Qawaidut Tasawwuf [hal. 78] karangan Imam Ahmad Zarruq yang menukil dari Imam Ibn Abidin dalam al-Hidayah al-'Alaiyyah. Beliau, saat menyampaikan cara taubat dari ghibah [menggunjing], berkata, bahwa ucapan maaf secara ijmal [global, tidak diperinci] misal "Maafkan semua kesalahan saya" sudah dianggap cukup dan menggugurkan kesalahan. Hukum ini mengecualikan kesalahan-kesalahan yang bila disampaikan justru membangkitkan fitnah.
Memuat Komentar ...