Tawadhu' Syekh Sa'id Ramadhan al-Buthi kepada Syekh Syukri Al-Luhafy

 
Tawadhu' Syekh Sa'id Ramadhan al-Buthi kepada Syekh Syukri Al-Luhafy

LADUNI.ID - Saat konflik di Negeri Syam pecah, Banyak Ulama' berbeda pandangan mengenai Khuruj Alal Hakim atau turun ke jalan melawan pemerintahan, diantara mereka mengatakan wajib melawan pemerintah yang dianggap dzalim, sebagian lagi memilih diam karena ini merupakan fitnah, dan sebagian lagi memilih untuk menjadi penasihat yang baik dan melarang rakyat untuk turun ke jalan melawan pemerintah terlebih menentang dengan menabuh genderang perang menggunakan senjata, diantara yang diam dan tidak berkomentar adalah seperti Syekh Prof. Dr. Nuruddin 'Itr Hafidzahullah, seorang Ahlul Bait Dzurriyyah Rasulullah SAW yang juga pakar Hadits beserta disiplin keilmuan nya. Sudah tidak diragukan lagi akan kealiman beliau yang juga notabene produk dari Al-Azhar dan memiliki karya-karya yang fenomenal, menurut pandangan beliau, ketika Fitnah sudah melanda, sulit untuk membedakan antara yang Hak dan yang Batil, hendaknya kita berpegang teguh kepada dua pedoman utama kita, yaitu Al-Qur'an dan As-sunnah, beliau senantiasa berpesan kepada para murid dan santrinya untuk membaca serta mengamalkan Hadits-hadits Nabi yang membahas tentang fitnah akhir zaman, dimana kesemuanya sudah termaktub sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu, dan supaya kita tidak terjerumus dalam lubang fitnah tersebut.

Dan tidak tidak sedikit juga beberapa Ulama' yang lebih memilih menjadi penasihat dihadapan Hakim atau Umara' dalam suatu pemerintahan, karena mereka para Umara' adalah bagian dari tujuan mulia Agama ini, yaitu menegakkan keadilan dan memberantas kesewenang-wenangan, salah satu Ulama' yang memilih untuk menjadi Penasehat para Umara' adalah Syekh Prof. Dr. Sa'id Ramadhan al-Buthi Rahimahullah, beliau sudah mampu membaca bahkan memprediksi jauh sebelum konflik di Negeri Syam ini terjadi, maka takkala Fitnah itu dimulai, beliau semakin yakin akan pandangan dan pendapat nya, dan tidak peduli akan beberapa anggapan orang yang menilai beliau adalah Ulama' Sulton/penjilat dan lain sebagainya, beliau hanya berpesan, "aku hormati apapun pendapat kalian, bahkan aku maafkan kalian jika kalian berseberangan dengan ku, setiap orang berijtihad/berpendapat selalu akan mendapatkan ganjaran nya masing-masing, jika ia benar maka 2 pahala akan menanti nya, dan jika ia salah maka ia akan tetap mendapatkan 1 pahala dihadapan Allah SWT".

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN