Dakwah Beda Madzhab, Bukan Beda Agama

 
Dakwah Beda Madzhab, Bukan Beda Agama

LADUNI.ID, Jakarta - Muhammad Putra Qadli Abu Ya'la berkata bahwa ada seseorang yang ingin belajar ilmu fikih kepada Ayahnya. Qadli Abu Ya'la berkata:

ﺃﻧﺖ ﺷﺎﻓﻌﻲ، ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻠﺪﻙ ﺷﺎﻓﻌﻴﺔ، ﻓﻜﻴﻒ ﺗﺸﺘﻐﻞ ﺑﻤﺬﻫﺐ ﺃﺣﻤﺪ؟

"Kau bermadzab Syafi'i, warga negaramu juga pengikut Syafi'i. Mengapa kau ingin belajar Madzhab Hambali?"

 Pemuda itu menjawab:

ﻗﺎﻝ: ﻗﺪ ﺃﺣﺒﺒﺘﻪ ﻷﺟﻠﻚ.

"Saya senang Madzhab Hambali karena saya senang pada Anda"

Qadli Abu Ya'la berkata:

ﻓﻘﺎﻝ: ﻳﺎ ﻭﻟﺪﻱ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻣﺼﻠﺤﺔ. ﺗﺒﻘﻰ ﻭﺣﺪﻙ ﻓﻲ ﺑﻠﺪﻙ ﻣﺎ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺗﺬاﻛﺮﻩ، ﻭﻻ ﺗﺬﻛﺮ ﻟﻪ ﺩﺭﺳﺎ، ﻭﺗﻘﻊ ﺑﻴﻨﻜﻢ ﺧﺼﻮﻣﺎﺕ، ﻭﺃﻧﺖ ﻭﺣﻴﺪ ﻻ ﻳﻄﻴﺐ ﻋﻴﺸﻚ

"Wahai anakku, itu tidak baik. Kau akan menyendiri di daerahmu, tidak ada yang bisa diajak belajar denganmu. Kau akan mengalami permusuhan sementara kau seorang ini. Hidupmu tidak akan baik"

Kemudian Qadli Abu Ya'la ini mengantarkan pemuda tersebut kepada Syekh Abu Ishaq yang bermadzab Syafi'i

Al-Hafidz Adz-Dzahabi, Tarikh Al-Islam 32/157

Duhai para pendakwah Salafi wa man intasaba ilaihim, Aceh adalah Serambi Mekkah, ratusan tahun saudara kami di sana telah menjalankan syari'ah Islam dengan pemahaman 4 Madzhab, sama seperti kami di Nahdlatul Ulama.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN