Ucapan Selamat lebaran dalam Perspektif Syariat
LADUNI. ID, AGAMA -Setiap Yaumil Aid (lebaran) kita sering mendengar ucapan lebaran dengan bermacam jenisnya. Malah terkadang apa yang diucapkan masih belum jelas asal usulnya juga bisa jadi itu salah penggunaannya apabila kita tidak memahami struktuk dan qaidah bahasa yang ideal menurut aturan bahasa arab itu sendiri. Apakah benar tahniah lebaran itu bid"ah dan tidak ada ada masa rasulullah dan sahabat?
Apabila kita membaca literature, memang kita menemukan tradisi di kalangan para sahabat Nabi, yakni mengucapkan selamat (tahni’ah) kepada sesama umat Islam yang telah berhasil menyelesaikan puasa Ramadlan.
Bunyi bacaan selamatnya adalah “taqabbalallaahu minnaa wa minkum”, namun ada pula yang menambahnya “taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidiin wal faaiziin”. Ada pula yang masih menambahnya “wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair”.
Sementara itu jika ucapan selamat itu dirangkai memang menjadi sangat panjang, “taqabbalallaah minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair” Artinya adalah “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantia dalam kebaikan.”
Memuat Komentar ...