Turki Terancam Diusir dari Program F-35
LADUNI. ID, INTERNASIONAL -Presiden Turki dalam harapannya terhadap sanksi tidak muncul sebagian besar didasarkan pada hubungan pribadinya dengan Presiden Donald Trump.
"Saya mengatakan ini dengan sangat terbuka dan tulus, hubungan kita dengan Trump berada di tempat yang bisa saya sebut sangat baik. Jika ada masalah, kami segera menelepon,” kata Erdogan.
Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam kunjungannya ke Brussels, seperti dikuti dari Reuters, Jumat (21/6/2019)
Dia mengatakan akan membahas masalah dengan Trump pada KTT G20 di Jepang pada akhir Juni, dan bahwa masalahnya sebagian besar dengan pejabat AS lainnya.
"Ketika kami melakukan pembicaraan dengan mereka di bawah Trump, kami melihat bahwa banyak yang tidak bisa setuju dengan pejabat kami, dan satu contoh adalah S-400," katanya.
Cooper mengatakan tidak ada perbedaan pendapat di antara para pejabat AS atau dengan anggota NATO lainnya mengenai masalah ini.
Turki dan Amerika Serikat telah berselisih tentang masalah ini selama berbulan-bulan. Washington mengatakan S-400 tidak kompatibel dengan jaringan pertahanan NATO dan dapat membongkar rahasia jet tempur F-35-nya, sebuah pesawat yang Turki bantu bangun dan rencanakan untuk dibeli.
Membeli peralatan militer dari Rusia membuat Turki bertanggung jawab atas retribusi AS di bawah undang-undang 2017 yang dikenal sebagai Undang-Undang Menentang Lawan Amerika Melalui Sanksi, atau CAATSA.
Memuat Komentar ...