Muhammad Saman, Sang Saudagar Aceh Buangan Republik #1

 
Muhammad Saman, Sang Saudagar Aceh Buangan Republik #1

LADUNI.ID,SEJARAH- Para saudagar Aceh mengutangkan uangnya untuk membiayai Republik Indonesia, tapi pemerintah mengingkarinya. Hak-hak mereka tak dibayar hingga kini.

Riwayat tak berbalas budi ini menjadi catatan sejarah kelam di tengah kehebatan para saudagar Aceh tempo dulu. Mereka yang mati-matian medanai diplomasi negara dikesampingkan hingga sekarang. 

Beberapa diantara saudagar Aceh itu adalah Muhammad Saman dari PT Puspa, Nyak Neh dari Lho’ Nga Co, Muhammad Hasan dari Perdagangan Indonesia Muda (PIM) dan Abdul Gani dari Mutiara. 

Ketika Indonesia masih merangkak dengan beragam persoalannya, mereka sudah menjalin kontak dagang dengan Malaysia, Singapura dan beberapa negara sekitar, mereka. Ketika selat Malaka diblokade oleh Belanda, para saudagar Aceh menembus blokade itu. 

Untuk bisa menjual karet, getah dan komoditas lainnya ke Malaysia dan Singapura, para eksportir asal Aceh itu mesti bertarung di lautan dengan angkatan laut Belanda di Selat Malaka. 

Penjualan barang ke Malaysia dan Singapura itu lebih tepatnya disebut sebagai penyeludupan. Setiap saat kapal-kapal yang membawa barang ke dua negara jiran itu, harus mengelabui armada angkatan laut Belanda yang berpatroli di Selat Malaka. 

Salah satu yang sangat fenomenal adalah, usaha penyeludupan karet pengusaha asal Aceh oleh Jhon Lie, warga Indonesia keturunan Cina asal Menado ini mendapat perintah dari Menteri Pertahanan RI, Mr Ali Budiardjo untuk menjual karet dari Aceh ke semenanjung Malaysia.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN