Filosofi Berdekatan
LADUNI.ID - Di Dunia itu sebenarnya berdekatan, tak ada yang jauh, hanya kita saling berjahuan. Manusia yang ada di dunia satu darah, satu warna, darah merah. Semua dilahirkan dari rahim yang sama, Adam dan Hawwa'. Semuanya pernah dikandung (batn) kecuali Nabiyullah Adam dan Hawwa'.
Kita selalu dekat, yang menjauhkan kita adalah ego kita, seperti Habil dan Qobil dekat, tapi menjauh karena ada ego dan kedengkian. Allah menciptakan kita, tapi kita kadang lupa bahwa kita diciptakan. Allah dekat, dan bahkan sangat dekat, tapi sering kita menjauh, dan bahkan melupakannya. "Inni Qorib, sungguh saya sangat dekat" Firman Allah.
Bila darah kita sama, apa yang membuat kita beda?, bila jantung kita mendegub untuk memompa warna merah yang sama, mengapa kita beda? Bukankah tubuh kita adalah darah?, kalau ada rambut, bulu-bulu, daging, itu hanya untuk memperindah warna kemanusiaan kita, bukan kemudian untuk tercerai berai. Bukankah penyanggah kita juga sama, sama kerasnya dan sama warnanya, tulang yang putih.
Apalagi yang kita perdebatkan untuk kemudian harus berjahuan, bukankah kita bersaudara? Apalagi kita lahir dari tanah dan air yang sama, memakan dan meminumnya, masuk dengan menjadi diri yang ber-tanah air bersama, Indonesia.
Kita sebenarnya dekat, tak pernah jauh. Tapi kita sering menjauh, menjahui dan menjauhkan.
Oleh: Halimi ZUhdy
Memuat Komentar ...