Urgensi Muthola’ah, Khidmah dan Kirim Hadiah Fatihah Kepada Guru
Urgensi Muthola’ah, Khidmah dan Kirim Hadiah Fatihah Kepada Guru
Oleh: Maulana Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya
Kehidupan dunia pesantren (dayah: Aceh) banyak hal dan fenomena yang terjadi unik dan penuh inspirasi. Mengupas tradisi belajar dan mengajar di pesantren sebagai seorang muallim (guru) saat mengajar diusahakan jangan pernah tinggal mutholaah.
Di samping itu jangan bosan mengulang-ngulangnya walaupun kitabnya hanya satu. Sebab jika rajin mutholaah dengan berkah mu’allif, insya Alloh difutuh (dibuka) oleh Allah SWT.
Banyak kisah dan alur kehidupan para ulama terlebih mereka Imam-imam kita itu mempunyai karya-karyanya luar biasa. Diantaranya Imam Ibnu Hajar tiap malam baca sholawat sebanyak 20 ribu, Imam Nawawi 40 ribu, dan Syaikh Abi Zakariya al-Anshari tiap malam baca sholawat sebanyak 30 ribu, sampai ketika disebut nama Rosululloh hati mereka bergetar. Masih banyak lagi kisah
Yang kedua, jangan tinggal khidmah kepada guru walaupun hanya sedikit, itu yang menjadikan sebab terbukanya mafahim yang luar biasa.
Yang terakhir, jangan tinggal kirim hadiah fatihah kepada guru, saya paling tidak suka kalau ada santri sampai melupakan gurunya, sebab kunci futuh itu ada di tangan guru, walaupun si santri lebih alim dari gurunya.
Dulu selama di pondok, saya ikut mencangkul, matun (menyiangi padi), derep (memanen). Semua itu saya kerjakan atas perintah guru.
Selama di pondok, saya tidak pernah menempatkan diriku sebagai seorang Sayyid (Habib). Saya selalu menempatkan diriku hanya sebagai seorang santri. Walaupun sebenarnya guruku (Kiai Muhammad Kaukab bin Muslim bin Sholeh) tahu nasabku.
Memuat Komentar ...