Kolom Gus Nadir : Konspirasi Militer Turki di Masa Dinasti Abbasiyah
LADUNI.ID - Para khalifah dinasti Umayyah membangun kekuasaan lewat loyalitas Arab. Khalifah Abbasiyah periode awal membangun loyalitas lewat pasukan orang-orang Persia. Sedangkan di masa kekuasaan Khalifah kedelapan Abbasiyah, al-Mu’tashim Billah, mulai muncul kekuatan baru yaitu pasukan keturunan budak dari Turki (ghilman).
Al-Mu’tashim kemudian mencari dan memobilisasi mereka dari berbagai penjuru kota. Lantas beliau pindahkan ibu kota negara dari Baghdad ke kota Samarra. Di kota inilah pasukan dari orang-orang Turki berkuasa di bawah Jenderal Afsyin.
Namun lambat laun militer Turki mulai menguasai panggung kekuasaan. Di masa Khalifah kesembilan al-Watsiq, Jenderal Itakh dari pasukan Turki sangat berpengaruh. Para jenderal berbuat sekehendak hatinya bahkan ikut campur tangan dalam pergantian khalifah. Peran politik khalifah bisa dikatakan hilang. Inilah suasana militeristik dari mulai Khalifah kedelapan sampai dengan kelima belas Abbasiyah.
Nasib tragis menimpa para khalifah Abbasiyah di bawah pengaruh konspirasi militer Turki:
1. Khalifah kesepuluh Abbasiyah, Al-Mutawakkil, usia 40 tahun saat wafat, berkuasa selama 14 tahun. Beliau dibunuh lewat konspirasi militer Turki bersama al-Muntashir anaknya sendiri.
2. Al-Muntashir, khalifah kesebelas, berusia 25 tahun saat wafat dan hanya berkuasa sekitar 6 bulan, akibat mati diracun oleh militer.
3. Khalifah kedua belas, al-Musta’in kalah dalam perang saudara dan dipaksa lengser, lantas dipenggal kepalanya atas perintah keponakannya, al-Mu’tazz. Al-Musta’in berusia 31 tahun saat wafat dan berkuasa selama 4 tahun.
Memuat Komentar ...