Menjawab atau Mengacuhkan?

 
Menjawab atau Mengacuhkan?

LADUNI.ID - Hari ini tahun lalu aku menulis ini di linimasa ini. Judulnya "Kayu Gaharu". Aku ingin mengulangnya sambil menambahi dan mengubah judulnya menjadi : "Menjawab atau Mengacuhkan".

Bila ada seseorang yang "safih" berkata-kata kasar kepadamu, apa yang harus kau lakukan: membalas atau mengacuhkan?.

Imam al-Syafi'i, tokoh besar dalam fiqh (hukum Islam), suatu hari dicaci-maki oleh mereka yang tak paham atau "safih" (pandir). Ia tak ingin membalasnya. Lalu menulis puisi :

يُخَاطِبُنِي السَّفِيْهُ بِكُلِّ قُبْحٍ 
فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُجِيْبًا

يَزِيْدُ سَفَاهَةً فَأَزِيْدُ حُلْمًا
كَعُوْدٍ زَادَهُ الْإِحْرَاقُ طِيْبًا

“Seorang "safih" menyerang aku dengan kata-kata kasar. Aku tidak suka membalasnya. Dia bertambah "safih" dan aku bertambah sabar. Aku bagai kayu gaharu, manakala dibakar ia menebarkan aroma wangi”.

إذا نطق السَّفِيهُ فلا تُجِبْه
فخيرٌ مِن إجابتِه السُّكوتُ
فإن كلَّمته فرَّجت عنه
وإن خلَّيته كمدًا يموتُ

Bila si safih bicara kasar, jangan kau jawab (balas)
Jawaban yang terbaik adalah diam
Bila kau menjawabnya, dia akan senang

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN