Soal Anjing Masuk Masjid
LADUNI.ID - Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh hadirnya seorang perempuan dengan anjingnya di dalam sebuah masjid. Kontan, para penikmat medsos bergemuruh melontarkan komentarnya. Mengutuk sikap tidak sopan tersebut dengan semangat yang berlebihan. Puncaknya kini yang bersangkutan telah dipolisikan.
Kegaduhan tersebut tidak sampai disitu, tapi berbagai dugaan provokatif ikut mewabah di media sosial. Berbagai temuan penyelidikan dimentahkan oleh sekedar dugaan dan perasaan. Sementara petugas yang berwenang bekerja berdasar fakta bukan sekedar dugaan. Sungguh hal tersebut adalah dua keadaan yang sulit dipertemukan.
Ada dugaan, harga diri Islam telah direndahkan dan non-muslim akan semakin bertindak sewenang-wenang. Sebagian ada yang sangat politis, hingga berujar "hanya di rezim ini anjing dimasukkan bebas ke masjid". Padahal, sama sekali tidak ada hubungan dan kepentingan apapun antara pemerintah dengan yang bersangkutan. Secara kasat mata, tidak ada unsur logisnya harga diri pemerintah harus ditukarkan dengan melakukan pembelaan pada seorang wanita yang tidak jelas posisi dan pengaruhnya.
Disini saya melihat ada semangat propaganda untuk memecah belah keutuhan bangsa. Propaganda anti pluralitas dan kelanjutan sakit hati akibat kekalahan dalam persaingan politik. Kenyataan umat Islam yang dominan diarahkan menjadi semangat egoisme yang harus selalu berkonsekuensi pada kekuasaan mendominasi. Padahal dalam konteks demokrasi realitas yang dominan tidak selalu berkorelasi pada perolehan dominasi, akan tetapi semua elemen harus tunduk pada suara dan kedaulatan rakyat. Kedaulatan bisa ada di tangan kelompok dominan, tapi juga tidak mustahil akan berada di tangan minoritas.
Memuat Komentar ...