Kolom Gus Nadir: Saat Nabi Menjawab Pertanyaan

 
Kolom Gus Nadir: Saat Nabi Menjawab Pertanyaan

LADUNI.ID - Nabi adalah orang yang membawa berita. Bukan sembarang berita, tapi ini berita dari langit. Semua Nabi membawa dua pesan utama: percaya kepada Tuhan dan percaya pada hari akhir/hari kebangkitan.

Pesan dari langit bukan sekedar pepesan kosong melainkan juga harus diterapkan untuk terciptanya ketertiban dan kenyamanan. Pada titik ini, Nabi menjelma menjadi suri tauladan untuk menjalankan pesan ilahi.

Nabi bukan hanya pembawa pesan (messenger) sebagaimana layaknya tukang pos yang tidak tahu isi pesan. Nabi diberi pemahaman akan berita atau pesan yang hendak diteruskan kepada sesama. Bahkan Nabi juga menjawab sejumlah pertanyaan mengenai maksud dan kandungan berita langit. Nabi juga menjadi orang pertama yang berhadapan dengan mereka yang tidak percaya dan mengingkari pesan langit.

Ada yang jelas-jelas menentang (kafir) namun ada pula yang hatinya mendua antara percaya dan tidak percaya (munafiq). Banyak pihak yang sekedar iseng bertanya kepada Nabi. Atau bertanya untuk menguji dan mengolok-olok. Ada pula yang gemar mencari-cari kesalahan, menguping dan membocorkan pembicaraan Nabi, bahkan ada yang meniru gerak-gerik Nabi berbicara sekedar mengejek setiap kali Nabi menyampaikan pesan atau penjelasan.

Dalam Hadis riwayat Imam Bukhari dikisahkan Nabi naik mimbar dan kemudian “menantang” jamaah untuk mengajukan pertanyaan yang mereka mau, dan pasti saat itu akan Nabi jawab. Melihat Nabi yang terlihat geram, sejumlah sahabat menangis terisak-isak. Nabi berulangkali berseru: “bertanyalah kalian kepadaku!“. Seorang bertanya, “dimana tempat tinggalku kelak?” Nabi menjawab: “kamu di neraka!“. Lantas Abdullah bin Hudzaifah bertanya: “siapa ayahku Ya Rasul?” Nabi menjawab, “Ayahmu Hudzaifah.” Nabi masih menunggu siapa lagi yang mau bertanya segala macam kepadanya dengan terus mengulang: “Ayo bertanya lagi?!”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN