Sebuah Nasihat tentang Pemimpin Tuli yang Adil dan Bijak
Laduni.ID, Jakarta - Dalam Kitab At-Tibr Al-Masbuk, Imam Al-Ghazali mengisahkan tentang sebuah nasihat menarik untuk seorang pemimpin.
Suatu hari, seorang Darwis (zahid/ulama) menemui Amirul Mukminin (pemimpin kaum muslimin) di istananya. Sang Darwis sengaja diundang untuk dimintai nasihatnya. Ia kemudian mengatakan;
"Wahai Amirul Mukminin, aku baru saja pulang dari mengembara di negeri Cina. Di sana ada seorang pemimpin yang dicintai kaumnya. Pemimpin negeri itu mengalami sakit pendengaran sehingga tuli, tak bisa mendengar. Suatu hari aku mendengar dia menangis. Ketika ditanya mengapa dia menangis, ia menjawab: 'Demi Tuhan, aku tidak pernah menangisi ketulianku. Aku telah menerima keputusan Tuhan atas diriku ini. Tetapi aku menangis karena melihat di depan pintu istanaku ada rakyatku yang hatinya sakit, karena teraniaya hak-haknya.'"
"Pemimpin itu meneruskan kata-katanya: 'Rakyat itu tampaknya menjerit meminta tolong, tetapi aku tidak mendengarnya. Meskipun demikian aku bersyukur kepada Tuhan karena mataku masih bisa melihat dengan jelas.'"
"Sang Pemimpin Cina lalu memanggil pembantunya dan memintanya untuk mengumumkan kepada khalayak rakyat bahwa siapa saja di antara rakyatnya yang dizalimi agar mengenakan baju merah. Sang Pemimpin kemudian naik di atas punggung gajah dan berkeliling menyusuri jalan-jalan di pelosok-pelosok negeri itu (blusukan). Manakala matanya melihat orang berbaju merah dia memanggilnya dan memintanya menceritakan nasib dirinya."
Memuat Komentar ...