Jawaban Lembut Habib Umar bin Hafidz yang Menganggap Syirik Cium Tangan Guru
LADUNI.ID, Jakarta - "Kenapa engkau membiarkan murid-muridmu menundukkan badannya dan mencium tanganmu berbolak balik? Tidak tahukah engkau itu perbuatan yang syirik? Engkau seolah-olah membuat murid-muridmu menyembah sesama makhluk? Tidakkah hanya Allah saja yang layak disembah? Tunduk atau menunduk kepada makhluk adalah perbuatan syirik.”
Habib Umar hanya tersenyum mendengar ucapan dan pertanyaan dari seorang pemuda tersebut. Lantas Habib Umar memanggil pemuda tadi dan mendekatinya.
Habib Umar mengambil pena yang ada di dalam saku baju pemuda tersebut kemudian menjatuhkannya ke bawah.
Ketika si pemuda ini menundukkan kepala dan badannya ke bawah guna mengambil pena tersebut, Habib Umar menahannya dan berkata, "Jangan menunduk!, tidakkah menunduk kepada makhluk adalah bathil?” “Tidak, aku hanya ingin mengambil penaku di bawah.”
Lantas Habib Umar berkata, “Aku ini ibaratkan pena, seorang pencari ilmu tidak akan mendapat ilmu jika tidak mempunyai pena, begitu juga dengan murid-muridku, mereka menghargai dan menghormatiku bukan atas permintaaanku, aku tidak pernah memaksa, aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku. Tetapi ketahuilah wahai pemuda, seorang tholabul ilmi tidak akan mendapatkan setetespun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati Gurunya.”
Sumber: Majelis Dzikir Baitul Fatih
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...