Profil
KH. Djunaidi Asymuni berasal dari desa Nampereh Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan pulau Madura, setelah menuntut ilmu di beberapa Pondok Pesntren, beliau diserahi memimpin Pesantren yang didirikan oleh ayahnya, namun sayang sekali Pesantren tersebut terpaksa ditinggalkan, sebab disamping memimpin Pesantren beliau juga memimpin tentara Sabilillah bersama – sama dengan almarhum KH. Zaini Mun’im Paiton Probolinggo, karena tentara sabilillah dan TNI di Pamekasan tidak mampu mempertahankan diri dari serangan Belanda pada agresi Militer 1, maka beliau berupaya menyelamatkan diri dengan menyeberangi selat madura melalui sebuah pantai kecil di Dusun Pandan Galis Pamekasan manuju daerah Probolinggo dengan menumpang perahu layar milik H. Abdul Latif.
alam masa perjuangannya, beliau terus menerus mendapat tekanan, tantangan dan rintangan bahkan kecaman keras selalu datang bertubi – tubi dari masyarakat sekitar yang memang semula mayoritas Taarikush Sholaah ( orang yang meninggalkan sholat ) dan sebagian menjadi penyamun. Mereka mengecam dan merasa terusik ketenangannya dengan kegiatan dan seruan yang beliau jalankan.
Sekalipun kecaman dan rintangan selalu menghadang, namun tidak sedikitpun mengurangi semangat beliau untuk menyeru amar ma’ruf nahi munkar, bahkan hal tersebut beliau hadaoi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan serta tawakkal kepada allah. Akhirnya beliau berhasil menyadarkan masyarakat sekitar untuk mengamalkan ajaran islam secara benar dan konsekwen dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai wujud kesadaran mereka, maka putra – putri mereka dititipkan pada KH. Djunaidi Asymuni untuk di didik dan diberi ajaran ilmu – ilmu agama.
Memuat Komentar ...