Profil
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Ponorogo, yang notabene dekat dengan Pondok Pesantren, mengadakan sima’an al-Qur’an bila ada hajatan di rumahnya, atau sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan-Nya.
Begitu pula yang dilakukan K.H. Qomari Hasan. Tokoh masyarakat yang terkenal sebagai kontraktor sukses ini hampir setiap minggu mengadakan sima’an al-Qur’an di rumahnya, di jalan Parang Menang-Patihan Wetan-Babadan-Ponorogo. Salah satu hafidz yang selalu diminta untuk mengisi sima’an tersebut yaitu Abah Husein Ali, yang kala itu masih nyantri di Magelang. Hingga akhirnya Abah Husein diangkat sebagai anak oleh Mbah Qomari.
Pertengahan tahun 1983, Abah Husein bersama Mbah Qomari sowan ke kediaman K.H. Hamid di Kajoran, Magelang. Kiai Hamid dawuh kepada Abah Husein,”Ilmu yang kau peroleh sudah saatnya kau amalkan. Segera dirikan pesantren di tempat yang kau tinggali saat ini.”
Kurang lebih satu tahun kemudian, yaitu tanggal 7 Juli 1984, Abah Husein mendirikan pesantren sesuai titah Kiai Hamid. Pendirian pesantren terletak di dekat kediaman Mbah Qomari, yaitu tanah wakaf dari Mbah Qomari sendiri. Pondok pesantren ini kemudian dinamakan PPTQ (Pondok Pesantren Tachfidzul Qur’an) “AL-HASAN”.
Nama “al-Hasan” dinisbatkan pada nama ayah Mbah Qomari yaitu Kiai Hasan Arjo. Dengan nama ini pula, Abah Yai Husein ingin mengenang saudara kembar beliau, Hasan, yang telah meninggal di usia muda. Selain itu, Abah Yai Husein
Memuat Komentar ...