Ikhtiar Mewarisi Akhlak Nabi Muhammad SAW
Laduni.ID, Jakarta - Hadis yang sudah populer bahwa "para ulama adalah pewaris para Nabi" (HR. Tirmidzi), dijelaskan bahwa yang diwariskan oleh para Nabi itu ada tiga hal, yakni ibadah, ilmu dan akhlak (Abid, Alim dan Arif). Dalam hemat saya di antara yang mendekati kriteria ini salah satunya adalah kyai dari Indonesia yang telah diakui oleh para ulama dunia, yakni KH. Maimoen Zubair. Mari kita membacakan Al-Fatihah untuk beliau.
Untuk bisa secara integral menguasai ketiga kriteria di atas, tentu perlu pendidikan khusus, seperti pesantren, misalnya. Karena diakui atau tidak, kebanyakan kampus umum tidak mengajarkan seluk beluk ibadah Nabi, juga tidak memberi kurikulum ilmu agama seperti yang ditempuh dalam pendidikan Islam. Maka, sudah seyogyanya di kampus yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan profesionalitas ini jangan sampai tidak tersentuh keteladanan akhlak Rasulullah SAW. Hal ini meniscayakan santri yang sudah mumpuni yang berkiprah di dunia kampus agar juga mengenalkan akhlak Rasulullah SAW. Demikian menurut saya.
Lalu seperti apakah akhlak Nabi Muhammad SAW?
Allah SWT memberi penjelasan sebagian akhlak mulia Rasulullah SAW di dalam firman-Nya:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Memuat Komentar ...