Kajian Kitab Hikam Pasal 7, Tentang 'Cara Menghidupkan Cahaya Bashirah dan Cahaya Sirr dalam Jiwa'

 
Kajian Kitab Hikam Pasal 7, Tentang 'Cara Menghidupkan Cahaya Bashirah dan Cahaya Sirr dalam Jiwa'

LADUNI.ID, Jakarta - Kajian Kitab Al-Hikam Pasal 7, tentang 'Cara Menghidupkan Cahaya Bashirah dan Cahaya Sirr dalam Jiwa'

Oleh: Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan

Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam pasal 7 berkata :

لاَ يـُشَـكِّكَــنَّكَ فيِ الْـوَعْدِ عَدَمُ وُقُــوْعِ الْـمَـوْعُـوْدِ ، وَ إِنْ تَـعَـيَّنِ زَمَنُهُ ؛ لِئَـلاَّ يـَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًـا فيِ بَـصِيْرَ تِـكَ ، وَ إِخْمَـادً ا لِـنُورِ سَرِ يـْرَ تِـكَ

"Janganlah karena tiadanya pemenuhan atas apa-apa yang dijanjikan, padahal telah jatuh waktunya, membuatmu ragu terhadap janji-Nya; agar yang demikian itu tidak menyebabkan bashirah-mu buram dan cahaya sirr-mu padam!"

Penjelasan (Syarah)

Dalam Al-Quran, ada sebuah hikmah dari kisah Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya Siti Sarah.

Nabi Ibrahim a.s. senantiasa berdoa agar dikaruniai keturunan, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an Surah Ash-Shaaffaat [37]: 100: " Rabbii hablii minash-shaalihiin."

Tatkala datang dua malaikat yang memberi kabar gembira akan lahirnya Nabi Ishaq a.s., Siti Sarah digambarkan,

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN