Orang Buta Sesat?

 
Orang Buta Sesat?

LADUNI.ID - Dalam beberapa tahun belakangan ini kelompok keagamaan literal ketat terus mendesakkan pikiran keagamaan mereka ke ruang publik politik. Mereka mengklaim diri sebagai pemegang pemahaman keagamaan paling benar dan otentik, sesuai dengan Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Sedangkan paham yang lain keliru, menyimpang, bid’ah (diterjemahkan sebagai sesat), kafir, musyrik. Banyak orang yang baru belajar agama (Islam) mengikuti paham ini dan dengan penuh percaya diri , mendakwahkannya ke publik.

Aku hanya ingin berbagi cerita saja. Begini :

Usai shalat berjama’ah di sebuah masjid dan berdo’a, lalu bersantai-santai di depan masjid, salah seorang makmum bertanya : Bagaimanakah kita memahami ayat al-Qur’an ini :

مَنْ كَانَ فِى هَذِه الدُّنْيَا أَعْمَى وَهُوَ فِى الْاَخِرَةِ أَعْمَى وَاَضَلُّ سَبِيلاً

Dalam terjemahan literal, harfiah, tekstualistik, disebutkan : “Dan barangsiapa yang buta di dunia ini, niscaya di akhirat ia akan lebih buta dan lebih tersesat dari jalan”.

Apakah benar orang buta adalah orang yang sesat, bahkan di akhirat lebih sesat, sehingga dia tidak akan masuk surga. Bukankah Tuhan tidak melihat (menilai) wajah dan tubuh seseorang, melainkan menilai perbuatan dan hatinya?. Jika demikian, kasihan ya orang-orang yang buta?. Masa iya, hanya karena matanya tak melihat mereka sesat dan tidak berhak masuk surga? Jika begitu Tuhan tidak adil dong?.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN