Syaikh Maemun Zubair; Faqih Nusantara
LADUNI.ID - Kami mengenal sosok Syaikh Maemun Zubair dari tuturan keluarga di Pesantren Tsamrotur Roudloh, Tegalsari, Banyuwangi, asuhan KH. Nuruddin Qosim, kakak ibu kami. Ketika itu, pertengahan tahun 90-an, kerap disebut-sebut bahwa Syaikh Maemun adalah ulama yang ahli fatwa, karena kealiman beliau. Biasa dinyatakan bahwa beliau alim dalam bidang tafsir, sejarah, dan fikih.
Ketika kami nyantri di Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, dalam suatu momen tugas kepanitian Haul Syaikh Bisri Syansuri (Rais 'Aam pengganti Syaikh Wahab Hasbullah), kami sowan ke Syaikh Maemun Zubair dan menyaksikan betapa banyaknya masyarakat yang mendengarkan uraian tafsir beliau. Ketika menunggu beliau selesai mengaji tafsir itu kami mendengarkan uraian beliau yang sangat gamblang tentang sejarah umat terdahulu. Ketika itu kami jg sowan ke Kiai Kholil Bisri Rembang.
Sebagai ulama alim yang kharismatik, tak heran jika ada banyak karya beliau. Yang kami sempat baca adalah kitab dalam bahasa Arab, karya beliau yang mengurai para pembaharu dalam Islam, juga beberapa permasalahan kontemporer, "al-Ulama al-Mujaddidun RahimahumuLlah Ta'ala". Kitab dengan tebal 57 halaman ini diterbitkan Al-Maktabah al-Anwariyah Sarang Rembang, dan selesai ditulis Syaikh Maemun pada 07 Shafar 1428 atau 28 Februari 2007.
Setelah mengurai para ulama pembaharu dari abad ke abad, Syaikh Maemun Zubair mengharapkan bahwa mujadid abad 14 hijriah antara lain adalah Syaikh as-Sayyid Zain Ibn Sumaith, yang bermukim di Madinah, Syaikh as-Sayyid Farfur al-Mishry, Syaikh as-Sayyid Hisyamuddin ad-Dimasyqy, dan saudaranya Syaikh Abdul Lathif (keduanya adalah putra Sayyid Sholeh Farfur), kemudian kedua ulama panutan Syaikh Maemun Zubair dalam bidang hadits dan kitab-kitab keagamaan, yaitu Musnidud Dunya Abi al-Faidh Syaikh Muhammad Yasin Ibn Isa al-Fadany (Padang), dan Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki.
Memuat Komentar ...