Profil
Kebutuhan akan pendidikan tidak memandang kelompok. Maka wajar jika KH. Mahrus Aly (alm) mengutarakan pemikiran ini kepada putri beliau yakni Ibu Nyai Hj. Ummi Kultsum, istri KH. M. Anwar Manshur, untuk mendirikan sebuah pondok pesantren putri. Selanjutnya dawuh Mbah Mahrus tersebut terwujud tepat pada tanggal 15 September 1985 M/01 Muharram 1406 H dengan berdirinya Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi-aat (P3HM).
Santri generasi pertama P3HM terdiri atas dua orang putri yakni Kholifah (asal Jakarta) dan Nur Hayati (asal Karawang), serta para khodimah keluarga Pondok Pesantren Lirboyo. Mereka mengaji sorogan langsung kepada Ibu Nyai Hj. Ummi Kultsum yang dibantu oleh Ibu Nyai Hj. Umi Sa’adah (istri KH. A. Habibulloh Zaini). Ketika jumlah santrinya sekitar 15 orang, sistem belajar yang dipakai P3HM ditingkatkan dengan menggunakan kurikulum sistem madrasah.
Meski metodenya berubah, namun pengajian kitab-kitab kuning dengan sistem sorogan di luar jam sekolah tetap digelar. Sistem Pendidikan Madrasah ini secara formal diterapkan mulai tahun ajaran 1987-1988 M/1407-1408 H dengan nama MHM. Selanjutnya pada tahun 1418 H dirubah menjadi Madrasah Putri Hidayatul Mubtadi-aat (MPHM). Jenjang pendidikan di MPHM adalah I’dadiyah (terbentuk di tahun ajaran 1993-1994 M), Ibtidaiyyah dan Tsanawiyah.
Mendung bergelayut, sang pengasuh, Ibu Nyai Hj. Ummi Kultsum berpulang ke Rahmatulah pada tanggal 27 Maret 1997. Namun meski demikian, tidak menyurutkan
Memuat Komentar ...