Menyikapi 'Kenakalan' Anak, Begini Tipsnya...
Foto: Ilustrasi (sainte-anastasie)
LADUNI.ID, Jakarta - Orang tua adalah pendidik kodrati. Artinya secara kodrat dari “sono”nya sebagai orang tua berkewajiban mendidika anaknya. Kalau tidak akan diancam dosa dan dimasukkan neraka. Orang tua bisa diazab gara-gara anaknya. Bahkan dengan azab dua kali lipat dan ditambah laknat yang besar dari Allah SWT. Silakan lihat surat al-Ahzab ayat 66-68.
Sedangkan guru adalah pendidik karena profesinya. Tugas mendidik yang sedianya tugas orang tua, dilimpahkan kepada guru karena kondisi darurat yang menuntut demikian. Jadi guru dalam konteks ini adalah profesi mulia, sangat mulia sekali, sehingga kelak guru akan menjadi “orang agung” di kalangan , malaikat dan mahluk langit lainnya. Namun demikian tidak semua guru mendapatkan derajat demikian agung. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku di sana.
Sebagai orang tua maupun guru, sering kita menghadapi situasi, di mana prilaku anak kita/peserta didik kita begitu menjengkelkan, dan membuat marah. Akibatnya, terlalu banyak energi batin kita terkuras habis untuk menghadapi situasi itu, sehingga mempengaruhi dalam proses mendidik, belajar dan mengajar. Nah bagaimana mengelola pemahaman kita untuk menyikapi “kenakalan” anak?.
Tulisan ini mencoba memberikan tips untuk menghadapi situasi itu. Kata “kenakalan” sengaja saya beri tanda petik, karena ada khilafiyah atau perbedaan pendapat di kalangan ahli pendidikan tentang, 'apa benar ada anak yang nakal?.'
Memuat Komentar ...