Etika Berdoa Agar Doa Terkabul
LADUNI.ID, Jakarta - Berdoa merupakan senjata yang paling besar yang dimiliki seorang mukmin, makna dari “senjata” adalah ilhtiar. Ikhtiar orang mukmin untuk memenuhi hajatnya. Ketika ia tidak memiliki kekuatan untuk mendapatkan suatu hal, hendaklah ia berdoa sebagai ikhtiar untuk mendapatkan hal tersebut.
Kebanyakan orang merasa bahwa doanya tidak pernah terkabul, padahal setiap hari sudah berdoa pagi siang dan malam tidak terlewatkan, apakah doanya yang salah atau caranya yang salah. Ada etika berdoa yang senantiasa diperhatikan agar doa-doa kita mudah dikabulkan.
Syekh Nawawi dalam kitabnya, al-Adzkar li al-Nawawi menyebutkan beberapa etika yang harus dilaksanakan oleh seseorang yang hendak berdoa kepada Allah swt yang ia kutip dari Ihya Uluumiddin karangan Imam Ghazali, yaitu sebagai berikut:
الأول: أن يترصَّد الأزمان الشريفة، كيوم عَرَفَة، وشهر رمضان، ويوم الجمعة، والثلث الأخير من الليل، ووقت ِ الأسحار
Pertama, hendaklah berdoa pada waktu-waktu yang mulia, seperti hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at, sepertiga malam dan pada waktu sahur.
الثاني: أن يغتنمَ الأحوالَ الشريفة، كحالةِ السجودِ، والتقاءِ الجيوش، ونُزولِ الغيث، وإقامة الصلاةِ وبعدَها.
Kedua
Memuat Komentar ...