Cerita Gus Baha: Islam di Zaman Nabi Gampang, Sekarang Terkesan Repot

 
Cerita Gus Baha: Islam di Zaman Nabi Gampang, Sekarang Terkesan Repot
Sumber Gambar: Instagram/Ngajibarenggusbaha, Ilustrasi: laduni.ID

 Laduni.ID, Jakarta — Dalam salah satu ceramah khasnya yang ringan dan santai, K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha membagikan kisah menarik soal perbedaan suasana keberagamaan antara masa Nabi Muhammad SAW dan masa setelahnya, yaitu zaman tabi’in.  Ceramah ini cukup menyentil realitas kita hari ini.

Kisahnya bermula dari sebuah hadits Bukhari. Suatu ketika, adzan sudah dikumandangkan dan iqamat pun selesai. Seorang sahabat Nabi yang hidup sampai zaman tabi’in bersiap untuk shalat, namun tiba-tiba untanya kabur. Tanpa berpikir panjang, ia meninggalkan shalat berjamaah dan berlari mengejar untanya sampai tertangkap.

Setelah urusan unta selesai, sahabat itu kembali ke masjid dan ikut shalat sebagai makmum masbuq, makmum yang tertinggal beberapa rakaat. Untanya kini sudah terikat rapi di pinggir masjid. Tapi ternyata, ada komentar yang cukup menusuk dari seorang tabi’in, “Lihatlah orang tua itu, sahabat Nabi, tapi malah lebih memilih mengejar unta daripada ikut takbiratul ihram bersama imam. Cinta dunia rupanya.”

Sahabat Nabi itu pun menangis. Ia berkata pelan, “Padahal saat aku masih bersama Rasulullah, hal seperti ini tidak dianggap masalah. Kenapa sekarang malah dipermasalahkan?” Gus Baha menyimpulkan, “Di zaman Nabi, Islam itu gampang. Orang bisa saja mengejar unta dulu, nggak ribet. Tapi zaman tabi’in, Islam mulai terasa repot, jadi penuh penghakiman.”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN