Soal Tradisi Rokat Tase' di Madura
LADUNI.ID - Pada pergantian tahun Muharram (Suro) kadang dijumpai Larung Sesaji di laut (di Madura namanya Rokat Tase'). Bukankah itu sebuah kesyirikan? Jangan memvonis syirik dahulu, Sobat. Kita mengenal ungkapan ulama kita:
وقد قِيل -بحق- إنه إذا حُمل القول على تسعة وتسعين باباً تحتمل الكفر، وباب واحد يحتمل الإيمان وجب أن نحمِله على الإيمان
"Jika ada perkataan yang 99 sudah mengarah kepada kekufuran dan ada 1 peluang untuk diarahkan kepada iman, maka wajib mengarahkan kepada iman".
Hari ini meng-Islamkan 1 orang saja sulit, lha kok 1 kampung tiba-tiba dihukumi syirik semua, padahal masih ada celah untuk meluruskan niat.
Tidak semua warga Nahdliyyin melakukan hal tersebut. Hanya mereka yang tinggal di pesisir pantai Selatan saja. Sebab di Pantura sudah dijadikan arena dakwah oleh Walisongo mulai di Ampel, Gresik, Lamongan, Tuban, Kudus, Demak hingga Cirebon.
1. Soal Menyembelih Hewan
Selama yang menyembelih membaca bismillah maka sembelihannya halal. Bukan untuk penunggu laut, atau apapun yang disebut selain Allah.
Salah satu ulama ahli tarjih dalam madzhab Syafi'i, Imam Ibnu Hajar Al Haitami berkata:
ﻭﻣﻦ ﺫﺑﺢ ﺗﻘﺮﺑﺎ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﺪﻓﻊ ﺷﺮ اﻟﺠﻦ ﻋﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﺤﺮﻡ، ﺃﻭ ﺑﻘﺼﺪﻫﻢ ﺣﺮﻡ
"Barang siapa menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah agar terhindar dari gangguan jin, maka tidak haram (boleh). Atau menyembelih dengan tujuan kepada jin maka haram" (Tuhfatul Muhtaj 9/326)
Memuat Komentar ...