Hubungan Dua Imam ASWAJA dengan Akidah Salaf

 
Hubungan Dua Imam ASWAJA dengan Akidah Salaf

LADUNI.ID - mam Abu Manshur al-Maturidi lahir pada tahun antara tahun 230 H dan 240 H. [Belum ada kesepakatan ahli sejarah] dan wafat pada tahun 333 H. Beliau lahir dan wafat di Samarqand [Uzbekistan]. Sementara Imam Abul Hasan al-Asy'ari lahir pada tahun 260 H di Basrah dan wafat pada tahun 324 H di Baghdad [Iraq].

Dalam menegaskan dan memperkuat akidah Ahlussunnah di tengah-tengah pertarungan syubhat dan pemikiran teologi, Imam al-Maturidi tampil lebih dahulu daripada Imam al-Asy'ari. Karena selain faktor Imam al-Maturidi yang lebih tua, juga karena Imam al-Asy'ari pernah menjadi pengikut Muktazilah dan bertaubat pada umur 40 tahun atau setelah tahun 300 H. [tepatnya antara tahun 300 H hingga 310 H]. Pastinya, saat Imam al-Maturidi sudah aktif membela akidah Ahlussunnah wal Jama'ah, Imam al-Asy'ari masih berfaham Muktazilah.

Akidah Imam al-Maturidi, sebagaimana Imam Abu Ja'far ath-Thahawi [Mesir], sama-sama mengambil dari sumber yang sama, yaitu akidah imam salaf, Abu Hanifah, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani. Dan jika seseorang menerima akidah Imam ath-Thahawi, semestinya juga menerima akidah Imam al-Maturidi, karena akidah keduanya tidak perbedaan. Bahkan, penyarah kitab Aqidah ath-Thahawiyah pun banyak yang mengambil penjelasan dan syarahan Imam al-Maturidi.

Imam Abu Hanifah sendiri adalah ulama yang pertama kali menekuni ilmu kalam dari kalangan ahli fikih sebagaimana pernyataan Imam Abdul Qahir al-Baghdadi. Dan Imam al-Maturidi yang Hanafi madzhaban wa aqidatan, tentu sangat terpengaruh corak pemikiran Imam Abu Hanifah dan dua murid seniornya di atas. Oleh karena itu, ulama' Hanafiyah selepas masa beliau semua bermadzhab Maturidi.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags