NKRI, Khilafah, dan Imam Mahdi #1

 
NKRI, Khilafah, dan Imam Mahdi #1

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam beberapa waktu depan, Laduni.id akan memposting karya Ayik Heriansyah dengan judul: NKRI, Khilafah, dan Imam Mahdi. Tulisan ini secara komprehensif membahas mengenai NKRI, Khilafah, dan Imam Mahdi yang mungkin belum banyak orang mengetahui. Berikut part pertamanya.

***

Oleh AYIK HERIANSYAH*)

Diskusi tentang Khilafah jadi problematis dan buntu, salah satu sebabnya adalah perbedaan dasar pijakan yang digunakan. Frekuensi dan gelombang peserta diskusi tidak sama. Misalnya khilafah yang mau didiskusikan itu, khilafah dulu, kini atau esok. Jika khilafah dulu, maka diskusi harus merujuk kepada dalil, data dan fakta sejarah masa lalu. Jangan mendiskusikan khilafah masa lalu dengan dalil, data dan fakta masa kini dan yang akan datang. Begitupun sebaliknya. Karena diskusi yang demikian tidak akan menghasilkan kesimpulan yang sama-sama dipahami oleh pihak yang pro maupun kontra khilafah.

Dalam tulisan saya yang berjudul “Indonesia dalam Paradigma Baru Khilafah”, saya menjelaskan bahwa kesultanan-kesultanan di Nusantara merupakan negara-negara otonom yang tidak punya hubungan struktural dengan khilafah Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah. Para sultan di Nusantara menduduki tahta kesultanan secara mandiri lalu mendapat pengakuan warganya. Kemudian tahta itu diwariskan kepada anak keturunannya. Mereka tidak dipilih dan diangkat oleh khalifah Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah. Hubungan kesultanan dengan khilafah bersifat personal dan kultural. Dalam konteks inilah sebagian sultan meminta legitimasi kepada Syarif Mekkah sebagai wakil khalifah Utsmaniyah bagi kedudukannya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN