Pecinta Sejati Itu Kini Berpulang Temui Kekasihnya di Keabadian
Ainun..
Jiwa, roh, batin dan nuranimu telah menyatu dengan saya.
Tetap manunggal, menyatu dan tak terpisahkan.
Bibit cinta Ilahi, kami siram dengan kasih sayang.
Murni, suci, sejati sempurna sepanjang masa.
(Prof. BJ. Habibie)
LADUNI.ID, Jakarta - Itulah beberapa penggal bait sajak yang ditulis oleh Habibie, 9 tahun lalu, saat sang istri tercinta dipanggil Yang Maha Kuasa.
Habibe tak mampu membendung air matanya, saat kata "Ainun", terucap dari bibir kecilnya. Ia sedih, rindu, dan kesepian.
Ada yang bilang, Habibie cengeng. Ya, pendapat itu benar, terutama bagi orang yang tak pernah berkenalan dengan cinta.
Untuk mengobati rindu yang sangat berat itu, Habibie lalu membaca bait-bait ayat surat Yasin, lalu membaca tahlil, sembari menengadahkan kedua tangan, memanjatkan doa-doa untuk sang kekasih hati.
Saat malam semakin hening, saat Habibie menuju ke haribaan dan merebahkan tubuhnya yang sudah renta di atas ranjang tidur, saat itulah ia merasakan rindu menyergap tiba-tiba.
Duhai Yang Maha Cinta..
Adakah yang lebih menyiksa dari perasaan rindu?
Habibie lalu meraih kerudung warna putih gading dari bawah bantalnya, lalu menciuminya, mencumbunya dengan cinta. Aroma kerudung sedikit malapangkan dadanya. Itulah kerudung terakhir yang dikenakan Ainun detik-detik terahir menjelang wafatnya.
Memuat Komentar ...