Terkait Film The Santri, Gus Nadir Sindir Kalangan yang Tak Terima Perbedaan

 
Terkait Film The Santri, Gus Nadir Sindir Kalangan yang Tak Terima Perbedaan

LADUNI.ID, Jakarta - Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Australia, KH Nadirsyah Hosen yang akrab disapa Gus Nadir sangat menyayangkan pola pikir sebagian kalangan yang menolak perbedaan.

Menurut Gus Nadir, pandangan kalangan yang tak terima perbedaan tidak bisa melihat keindahan, bahwa kehidupan dunia ini mempunyai ruang yang berbeda.

"Sayangnya buat sebagian orang, dunia ini hanya hitam-putih, haram-halal, sah-batal, sunnah-bid’ah, kafir-muslim, dan seterusnya,  mereka seolah tidak menyisakan ruang keindahan di tengah-tengah hati dan pikirannya," ujar Gus Nadir kepada redaksi laduni.id, Rabu (18/9/19).

Terkait film yang berjudul "The Santri" yang diprotes kalangan tersebut, Gus Nadir berpendapat itu merupakan karya seni yang harus disikapi dengan nilai seni.

"Film, puisi, novel, karikatur itu karya seni. Nilailah dengan jiwa seni anda," tutur dia.

Ia pun menjelaskan ulama-ulama Nusantara yang berdakwah dengan kreatifitas seni tanpa menolak perbedaan.

"Gus Dur yang pernah jadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta dan menikmati Musik Klasik, Gus Mus yang budayawan menulis puisi romantis-spiritual, Gus Muwafiq yg main gitar, Wali Songo yang dakwah lewat wayang. Semuanya berjiwa seni dan punya imajinasi kreatif," terang dia.

Lebih lanjut, Gus Nadir menyebutkan, mereka yang tak punya jiwa seni dan imajinasi hanya hidup di dunia halusinasi kehidupan. Sebab perspektif mereka tentang seni itu tak disikapi dengan humanisme dan realita.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN