Wisata dan Ziarah di Makam Kyai Ageng Srenggi Sragen
Sepintas Sejarah
Makam Tumenggung Alap-alap, adalah Panglima Perang Sunan Amangkurat dari Kraton Kartasura yang meninggalkan jabatannya untuk menjadi penyebar Ajaran Agama Islam di Wilayah Sragen Utara.
Pada saat Pangeran Sukowati singgah di padepokan tersebut oleh Kyai Srenggi disuguhi Legen dan Polowijo. Pangeran Sukowati merasa sangat puas dan beliau bersabda bahwa tempat tersebut diberi nama “Sragen” dari kata “Pasarah Legen” dan Kyai Srenggi diberi sebutan Ki Ageng Srenggi. Setelah pusat pemerintahan berada di Jekawal maka Raden Mas Said diambil menantu oleh Pangeran Mangkubumi/Pangeran Sukowati dinikahkan dengan putrinya bernama BRA Suminten.
Perlawanan Pasukan Pangeran Sukowati semakin kuat dan karena kompeni merasa terdesak kemudian membuat siasat memecah belah dengan mangadakan Perjanjian Pelihan Negeri atau terkenal dengan Perjanjian Giyanti tahun 1755 di mana Kerajaan Mataram dipecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Jogjakarta dengan mengangkat Pangeran Mangkubumi/Pangeran Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono I.
Kemudian pada tahun 1757 diadakan Perjanjian Salatiga dengan memecah Kasultanan Jogjakarta menjadi Kasultanan dan Paku Alaman serta Kasunanan Surakarta menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran, di mana Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) ditetapkan menjadi Adipati Mangkunegoro I dengan mendapat sebagian wilayah Kasunan (Wonogiri dan Karanganyar.)
Memuat Komentar ...