Wisata Religi dan Bertawassul di Makam Syarifah Khodijah Pasuruan

 
Wisata Religi dan Bertawassul di Makam Syarifah Khodijah Pasuruan

Sekilas Sejarah
Syarifah Khodijah kondang disebut Mbah Ratu Ayu dikenal sebagai penyebar agama Islam yang militan di Kabupaten Pasuruan sekaligus sebagai cikal bakal sejumlah ulama besar di kabupaten tersebut. Tak pelak, setiap digelar haulnya yang jatuh pada bulan Rajab hari Ahad, Minggu kedua atau ketiga, makamnya selalu dibanjiri para peziarah yang sengaja datang dari berbagai daerah di tanah air.

Mbah Ratu Ayu, data sejarah menyebut, beliau adalah cucu Maulana Sultan Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatullah, atau Kanjeng Sunan Gunung Jati yang makamnya berada di Cirebon, Jawa Barat. Tak sama dengan sang bapak yang dikebumikan di Cirebon, Mbah Ratu Ayu, saat ajal menjemput jasadnya justru dikebumikan di Jawa timur.

Ketika suatu saat cucu Sunan Gunung Jati ini, mendadak dirundung rasa kangen yang begitu dalam kepada kedua putranya yang tengah belajar agama di pondok pesantren milik Mbah Soleh Semendi di daerah Winongan, yang tak lain adalah masih familinya atau adiknya.

Akhirnya berangkatlah beliau mengunjungi kedua putranya, Sayyid Arifuddin (Arif Segoropuro) dan Sayyid Sulaiman Mojoagung yang belajar di pesantren di Winongan. Namun sepulang menjenguk kedua putranya tersebut, Mbah Ratu Ibu mendadak sakit saat di daerah Bangil dan akhirnya meninggal. Setelah meninggal Syarifah Khadijah dimakamkan di pemakaman di daerah yang sekarang disebut dengan Wetan Alun karena memang letaknya di Wetan (Bahasa Jawa yang artinya Timur) dari alun-alun Bangil.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN