Khidmah Wathaniyyah NU

 
Khidmah Wathaniyyah NU

LADUNI.ID - Khidmah Wathaniyah tema yang diangkat PB NU di Munas Alim Ulama di Banjar awal Januari lalu. Sudah barang tentu tema yang ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak terkait dengan Pemilu dan Pilpres. Tema ini berada pada ranah pemikiran normatif yang menjadi spirit warga NU dalam berorganisasi. Mengembalikan posisi rakyat sebagai subjek dan objek pelayanan, dirasa penting, bukan saja karena rakyat sesungguhnya pemegang amanah kedaulatan dari Tuhan, melainkan juga mulai bergesernya orientasi pelayanan publik dari rakyat ke segilintir orang. Sebut saja kepada kalangan elit, elit politik dan elit ekonomi. Rakyat seharusnya bisa mengakses semua layanan publik yang berkualitas kini menjadi terbatas karena pelayanan publik berdasarkan stratifikasi sosial dan kemampuan finansial. Dua faktor yang tidak dimiliki oleh semua warga negara.

NU organisasi massa yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan dan pelayanan sosial lahir dari rahim pesantren-pesantren. Pesantren institusi pendidikan dan sosial sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan berbasis kearifan lokal. Miniatur masyarakat dan negara tercermin dalam pesantren. Pesantren menjadi the little state. Aspek persamaan, keselarasan (harmoni) dan penghormatan terhadap kiai dan santri membawa implikasi ke masyarakat sekitar sehingga pesantren menjadi jangkar penyeimbang semua stratifikasi sosial.

Peran ini yang dimainkan NU. NU menjadi penyeimbang yang dinamis dan bisa menjadi katalisator transformasi sosial dalam mewujudkan tujuan nasional. Kemampuan ini yang sangat dibutuhkan di tengah arus panas globalisasi dan radikalisasi yang senantiasa mengancam keutuhan bangsa dan negara. Sejarah Indonesia mencatat bagaimana NU telah teruji dalam menciptakan, memelihara dan menjaga stabilitas sosial. Walaupun untuk itu NU kadang mengorbankan dirinya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags