Wisata Ritual dan Bertafakkur di Makam Kyai Damar Semarang

 
Wisata Ritual dan Bertafakkur di Makam Kyai Damar Semarang

Sekilas Sejarah
Nama Kyai Damar, konon adalah utusan Wali Songo dari Kerajaan Demak. Kyai Damar bernama asli Raden Dipo Pamulyo ini adalah keturunan atau masih keturunan Raja Demak saat itu.

Sesudah kepemimpinan Wali Songo berganti, R. Dipo Pamulyo inilah yang mendapat titah atau perintah dari keturunan Wali Songo untuk menghidupkan 'sentir' atau 'damar' (dalam bahasa indonesia berarti lampu) untuk menerangi beberapa musala, masjid dan surau.

Menyulut damar-nya tidak dalam waktu berhari-hari. Namun, dalam hitungan detik semua damar atau lampu penerangan berupa sentir di semua masjid, mushala dan surau sepanjang jalan atau kawasan Demak hingga Ungaran bisa menyala bersamaan.

Kyai Damar merupakan sebutan dari kalangan masyarakat, dengan sebutan Kyai Damar karena sosoknya seolah seperti Damar yang dalam bahasa Jawa artinya lampu, lentera, atau dian yang menerangi gelap gulita. Selain sosok penyebar agama Islam di kawasan Pedamaran, Kota Semarang. Beliau juga diyakini sebagai tokoh yang selalu melindungi warga dari segala bencana.

Para perangkat desa setempat zaman Belanda dan Jepang lalu mendirikan mushala itu untuk mengabadikan Mbah Damar yang makamnya ada di tempat itu. Makam sang istri dan ponakannya juga disandingkan di dekat mushala tersebut.

Makam Kyai Damar kemudian dipugar dan diresmikan oleh Wali Kota Semarang Kolonel Infanteri Soetrisno Soeharto pada 26 Februari 1998. Setelah diresmikan, lokasi tersebut sering dikunjungi oleh peziarah untuk berdoa di makam tersebut.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN