Rukun Iman Penulisan Berita (3 Habis)
LADUNI.ID - Memang wartawan di lapangan kadang kesulitan. Antara menerima dan menolak. Namun, sebenarnya tidak perlu kesulitan hanya untuk menyampaikan fakta. Kata Nabi, sampaikan sesuatu yang benar walau itu pahit ”Qulilhaqqo walaw kaana murron”.
Dalam sebuah penulisan berita, seorang penulis berita memang harus jujur. Tidak boleh berbohong dan menipu. Sebab, berita wajib fakta yang benar-benar terjadi. Seorang wartawan atau penulis berita tidak boleh memalsukan apalagi sampai memasukkan unsur fiksi dalam berita.
Inilah kemudian mewajibkan saya untuk menulis sesuai dengan fakta di lapangan. Tanpa menghilangkan rukun dari kelengkapan dan kejelasan berita yang setidak-tidaknya memuat unsur 5W+1H atau what, when, where, who, why, dan how itu, kasus tersebut saya tulis. Saya tulis dengan ringkas, padat, jelas, singkat tanpa menghilangkan informasi penting.
Berita yang mutawatir adalah berita ketika wartawan mendapatkan dari hasil turun langsung ke lapangan. Ikut merasakan dengan menggunakan panca indra. Tidak berbohong dan tidak pula mengada-ngada dan kemudian ditulis dalam bentuk berita.
Berita mutawatir harus memiliki sanad yang jelas serta perawi berita terpercaya. Bukan hasil dari meminta apalagi copy paste. Jika ini sudah berjalan dalam suatu media, maka ungkapan orang yang menguasai informasi akan akan menguasai dunia, bisa terjawab. (*)
Memuat Komentar ...