Meneladani Cara Rasulullah Mendidik Umatnya

 
Meneladani Cara Rasulullah Mendidik Umatnya

Oleh KIAI ABDUL GHAFUR MAIMOEN

Rasulullah adalah pendidik terbaik. Ia, dengan cinta kasihnya, sepertinya selalu menemukan spesial momen sehingga nilai-nilai yang ia tanamkan dapat dengan mudah terpatri dalam hati santri-santrinya. Perilaku yang tampak negatif, ia sulap sehingga justru menjadi berkah pendidikan.

Seorang Bedui datang memasuki masjid Rasulullah saw., lalu ia shalat dua rakaat dan berdoa, “Wahai Allah, rahmati saya dan (Nabi) Muhammad. Jangan rahmati seorang pun bersama kami!” Rasulullah tak marah dibuatnya, ia hanya mengingatkan bahwa itu tak benar sama sekali. Kata Baginda Rasul, “Engkau telah memagari sesuatu yang sangat luas!”

Tak berselang lama, si Bedui buang air kecil di masjid. Kesalahan yang kedua ini secara emosional serasa lebih parah. Sejumlah sahabat berdiri bergegas melerainya, “Mah! Mah!”. Akan tetapi, air seni jika tengah keluar rasanya sangat sulit dihentikan. Jika dipaksakan mungkin akan berakibat sakit yang boleh jadi tak tertahankan.

Rasul pun berkata kepada para sahabat itu, “Jangan putuskan dia (dari pipisnya)! Biarkan saja dia!”

Rasul memanggil si Bedui usai dia menyelesaikan hajatnya, lalu menasihatinya dengan penuh hikmah, “Masjid-masjid ini tak pantas untuk sedikit pun dari air seni dan kotoran. (Masjid-masjid) itu diperuntukkan bagi dzikir Allah, shalat dan membaca Al-Quran.”

Sementara kepada para sahabat yang melerainya dengan keras tadi, Baginda Rasul mengingatkan agar menjadi pendidik-pendidik yang baik. Kata Rasul, “Sesungguhnya kamu semua mengemban tugas dengan memberi kemudahan-kemudahan, bukan dengan memberi kesulitan-kesulitan.”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN