Gus Baha, Kiai Pembela Orang Biasa
Oleh PUTHUT EA
LADUNI.ID, Jakarta - Selain dikenal sebagai ulama pembela orang awam, Gus Baha juga dikenal sebagai pembela orang biasa, bahkan orang terpinggirkan.
Kata beliau, jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam.
“Hindarilah omongan seperti misalnya saat Ramadan: ‘Rugi, Ramadan hanya setahun sekali kok gak shalat tarawih di masjid berjamaah.’ Itu namanya tak menghargai perasaan orang biasa.
“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi mereka sedang bekerja.”
“Tarawih itu sunah. Sementara mencari nafkah itu wajib. Menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu hal yang utama. Dan dalam riwayat jelas sekali, Kanjeng Nabi itu sangat mencintai shalat tarawih, tapi sengaja meninggalkannya setelah beberapa hari shalat, supaya tarawih tidak dianggap sebagai ibadah wajib.”
Bahkan dalam hal shalat wajib, Gus Baha mewanti-wanti betul agar imam shalat jangan terlalu lama membaca bacaan shalat. Kanjeng Nabi, menurut Gus Baha, sangat suka shalat. Suatu saat ketika mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis.
Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat shalatnya. Khawatir ibu dari bayi yang jadi makmumnya.
Suatu saat, Gus Baha disowani oleh kiai yang menggerutu karena jamaahnya tak bertambah.
Memuat Komentar ...